Perkembangan
pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai seiring
dengan perkembangan kedokteran barat yang telah diakui dunia internasional.
Penggunaan herbal atau tanaman obat sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan
umur manusia itu sendiri. Sejak jaman dahulu makanan dan obat-obatan tidak
dapat dipisahkan dan banyak tumbuh-tumbuhan dimakan karena khasiatnya yang
menyehatkan.
Pada jaman mesir kuno, dimana para budak diberi
ransum bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam
dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itu Catatan pertama
tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh
orang-orang mesir kuni. Dimana saat itu para pendeta Mesir kuno telah melakukan
dan mempraktekkan pengobatan herbal. Dari abad 1500 SM telah dicatat
membuat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu manis.
Oran-orang Yunani dan Romawi kuno juga telah melakukan
pengobatan herbal. Disaat mereka mengadakan perjaalanan ke berbagai daratan
yang baru para dokter mereka menemukan berbagai tanaman obat baru seperti
rosemary dan lavender. Hal itupun langsung diperkenalkan pada berbagai daerah
baru. Berbagai kebudayaan yang lain yang memiliki sejarah penggunaan pengobatan
dengan menggunakan tanaman obat atau herbal adalah orang Cina dan India.
Di Inggris, penggunaan tanaman obat di kembangkan
bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri, dan memiliki
tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun
para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia,
orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik memiliki tradisi lain tentang herbalisme,
dimana obat-obat dicampur adukkan dengan agama dan ritual. Semakin
berkembangnya pengetahuan herbal dan seiring dengan terciptanya mesin cetak
pada abad ke 15 telah ada pendistribusian yang pertama tentang penulisan ”
tanaman-tanaman Obat”.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis
tanaman obat dari berbagai tanaman yang sangat berguna. Nicholas Culpepper (1616-1654)
dengan karyanya yang paling terkenal yaitu ” The Complete Herbal and English
Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. pada tahun 1812, Henry Potter
telah memulai bisinsnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.
Disaat itulah banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang
tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan
Amerika. Sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya ” Potter’s
Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians “, yang sampai saat inipun
masih diterbitkan.
Tahun 1864 National Association of Medical Herbalists
didirikan, untuk mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan herbal serta
mempertahankan standart-standar praktek pengobatan. Hingga awal abad ini banyak
institute telah berdiri untuk mempelajari pengobatan herbal. Berkembangnya
penampilan obat-obatan herbal yang lebih alami telah menyebabkan tumbuhnya
dukungan dan popularitasnya. Obat-obatan herbal dapat dipandang sebagai
pendahuluan farmakologi modern, tetapi sekarang obat-obatan herbal ini terus
sebagai metode yang efektif dan lebih alami untuk menyembuhkan dan mencegah
penyakit.
Secara global, obat-obatan herbal lebih umum dipraktekkan
daripada obat-obatan konvensional. Di berbagai daerah pedesaan pengobatan
herbal terus tumbuh subur dalam berbagai cerita rakyat, tradisi, dan praktek
local. Kemajuan yang sangat pesat sampai saat ini dimana banyak sekali para
herbalis mengandalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan untuk merawat dan mengobati penyakit.
Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan
fakta sejarah adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di
wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abab ke 19, tanaman obat
merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan
penyakit dan pemeliharan kesehatan. Kerajaan di wilayah nusantara seperti
Sriwijaya, Mojopahit dan Mataram mencapai beberapa puncak kejayaan dan
menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat
tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman obat.
Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun
ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat
yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara
turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar
Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan
modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada
tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai
obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern,
penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang.
Sebagai akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal
tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat. Namun masih ada sebenarnya upaya
yang melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam dokumentasinya seperti K.
Heyne, menulis buku ” Tanaman Berguna Indonesia “,. Dr. Seno Sastroamidjojo,
dengan bukunya ” Obat Asli Indonesia “. Dan beberapa upaya mengembangankan
pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan. Saat ini
obat herbal digunakan di klinik pengobatan Tradisional RS.Dr.,Sutomo Surabaya
dan beberapa rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herbal.
Beberapa dekade terakhir ini terdapat kecenderungan
secara global untuk kembali ke alam. Kecenderungan untuk kembali ke alam atau ”
back to nature “, dalam bidang pengobatan pada herbal ini sangat kuat di
Negara-negara maju dan berpengaruh besar di Negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan pelatihan herbalpun kini telah banyak
diminati masyarakat. Pentingnya Kepedulian kita akan tanaman obat atau
herbal yang telah sejak jaman dulu kala perlu di lestarikan dan di terapkan
seperti negara-negara lain yang telah menggunakan herbal sebagai obat
leluhur.
#hutantropis.com